Tanpamu Aku Bisa

Tulalit tulalit, kurang lebih seperti itu bunyi dering ponsel samsung berlipat, berwarna putih susu. Kurogoh saku kanan dengan tangan gemetar kutatap layar ponsel, nol delapan sekian-sekian memanggil, tanpa berpikir panjang kuangkat "Assalamualaikum" ucapku sambil mengelus dada takut jantungku lepas karna yang menelpon orang terpentimg di hidupku, sesekali aku mengerjap-ngerjapkan mata, semua terasa dalam mimpi orang yang selalu kukemas dalam doa akhirnya menghubungi. "Waalaikumsalam" jawabnya pelan dari dalam suara ponsel.
Tak banyak yang kami bahas durasinya pun hanya 00.03.05 detik saja, seperti sahabat kebanyakan kami menanyakan perihal kabar dan lainnya, sampai akhirnya "maaf neng kok putus-putus abang matian lu dih, beko di sambuang liak." Belum sempat kujawab pertanyaanya panggilan telah di akhiri. Seusai itu, mataku hanya tertuju pada layar ponsel berharap ia tak membohongiku, 1 menit berlalu 2, 3, empat dan 5 menit pun bergulir, aku memutuskan kembali ke kantor.

Tadi pada saat ia menelfon aku tengah berada di luar, membeli gado-gado untuk mengganjal perut lapar, semenjak pagi pagi belum kuisi, jam istirahat hampir habis, dengan nada kecewa kulajukan sepeda motor dengan cepat bahkan aku hampir menabrak pohon seri. Astagfirullah ujarku, tak seharusnya aku bersikap bodoh yang nantinya akan membahayakan diriku sendiri, kuukir senyum kecil di bibirku yang tidak tipis ini demi menenangkan sepotong hati. 
Ya begitulah hidup, terkadang tak sesuai dengan yang kita harap, tetapi Tuhan selalu menyediakan apa yang kita butuh, jemputlah bahagia di atas langit biru, begitu banyak keindahan tersembunyi di atas sana. Oke dear, jangan terlalu larut dalam patah, bebaskan, serahkan semua pada yang maha tau, perihal jodoh sudah ada yang mengatur. 

Cinta yang baik akan memuliakanmu, tidak membuatmu gusar apalagi kesasar dalam perjalanan menuju cinta yang halal, sekiranya dia adalah jodohmu sejauh jarak terbentang kamu tetap miliknya, bila tidak? bijaklah dalam menyikapi rasa kadang kita butuh logika untuk mendamaikan keadaan. Percayalah, esok atau lusa seluruh sedih akan menjadi suka, tanamlah benih-benih keikhlasan dalam diri, bungkus hatimu dengan selimut ketabahan. Simpan air matamu untuk merayakan bahagia nan hakiki. Lalu, katakan pada hati kecil, tanpamu aku bisa wahai pria yang belum sah untuk kumiliki.
Terima kasih telah singgah ^_^

Karawang, 24 Maret 2016
Oleh : Maria Ulfa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Yang Salah

Cerita Ephemera Istimewa

Review Dawai Cinta Tanpa Nada - Ansar Siri