Kelak

Oleh Maria Ulfa

Entah,
sudah berapa puluh bahkan jutaan mil
rindu-rindu bernaung di jantung malam
memekik sunyi-sunyi memutar melodi sepi

Kamu
namamu masih saja usil
mengalir lembut menyelinap
di dadaku yang laut akan engkau

Kelak
angin akan berbisik halus di telingamu
mengatakan bahwa kau satu-satunya nama
yang terbentang luas
diantara sujud dan doaku

Karawang, 04 Maret 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Yang Salah

Cerita Ephemera Istimewa

Review Dawai Cinta Tanpa Nada - Ansar Siri