Harapku Masih Kau


 Oleh: Maria Ulfa



Ialah bonus jika rupamu tampan, jauh sebelum kita bertemu rasa itu telah tumbuh, seperti air ia mengalir begitu saja. Cinta tak mengenal rupa, harta bahkan tahta. Cinta juga bukan tentang seberapa lama kita mengenal, seberapa banyak kita bersama tapi tentang seberaba besar kita merasa bahwa diri kita nyaman. Aku memulai rasa ini tersebab karena kau yang memulai lebih dulu, beberapa bulan silam kau selalu ada, menampung cerita-cerita aneh dariku, kau juga sempat mengungkapkan satu hal yang bahkan sampai detik ini masih bergeming.


Ah sudahlah, aku memang gemar mengulas cerita lalu. Kali ini aku hanya ingin mengatakan tak perlu kau cegah rasa ini, entah itu cinta atau rindu, jika sudah sampai pada waktunya, ia akan berhenti mengalir membendung semua rasa menjadi air mata kehilangan, tetaplah tersenyum kapanpun kau terjatuh tanganku masih sedia menerima keluh dan kesahmu. Tetaplah seperti itu, diam dan terus diam, bahkan sikapmu yang seperti ini justru membuat langkahku bergerak cepat cepat dan cepat andai kita layaknya sepasang sahabat barangkali rasa konyol ini benar-benar tiada. Aku selalu berharap Tuhan menggariskan namamu di lembar masa depanku dan sederhana saja jika kamu telah menjadi masa depannya aku bisa apa tuan. :))

#MaretMenulisHariKe2 

Karawang, 02 Maret 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Yang Salah

Cerita Ephemera Istimewa

Review Dawai Cinta Tanpa Nada - Ansar Siri