Kubiarkan langit berubah gelap
Kubiarkan camar-camar kabur dari laut
Kubiarkan hujan terus jatuh
menyapu jejak-jejakmu yang tinggal
Kubiarkan angin mengembuskan rindu 
berbisik nakal di telingaku
Sampai akhirnya aku tak lagi 
merasakan semua
kalau telah kututup mata
ku bungkam mulut-mulut
tapi mengapa kau yang terlihat terdengar
di setiap bulir embun pagi yang segar
yang mengalir dan menempel
pada punggung jendela pagi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Yang Salah

Cerita Ephemera Istimewa

Review Dawai Cinta Tanpa Nada - Ansar Siri