09.05.18 ♥

Aku bingung harus mengetik kalimat ini dari mana, tentang debar, tentang harapan yang semakin nyata adanya. Dan semua hal indah yang terus membingkai kehidupan.

Terima kasih N sudah hadir membenahi luka-luka dan harapan semu. Terima kasih sudah memercayaiku sebagai yang terakhir dalam hidupmu. Aku bahagia?  Tak perlu kuucapkan hal tersebut. Senyum dan keyakinan ini adalah bukti bahwa kamu satusatunya yang terbaik untuk terus kuperjuangkan hingga semesta meridhai.

Biarlah mereka tak suka, aku dan kamu dipersatukan atas izinNya bukan?  Kita pernah samasama sibuk mencari, berjuang, kehilangan hingga dipertemukan kembali dengan sebentuk senyum baru. Terima kasih sudah membuatku nyaman berada didekatmu. Aku bersyukur ini adalah mimpi yang begitu nyata. Kamu hadir merebut seluruh kesedihanku. Sekali lagi terima kasih, seseorang yang kelak akan kupanggil Imam. ~24 Ramadhan 1439 H/ 2018 M


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Yang Salah

Cerita Ephemera Istimewa

Review Dawai Cinta Tanpa Nada - Ansar Siri