Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Baiklah

Baiklah.. Aku akan mengalah.. pada takdir yang meniadakanmu dari penglihatanku Baiklah.. Aku akan pasrah pada waktu yang menjadikanku air mata kehilangan, tanpa tahu apa yang telah aku tangisi Sepertinya aku mulai lelah pada rindu yang memburu ingatanku Entah.. mungkin sudah saatnya menelan kenyataan hidup dengan senyum kehilangan Oleh: Maria Ulfa Karawang, 18 Januari 2016

Goresan Subuh

Gambar
  Ketika manusia yang berulah, mungkin kita masih bisa mencegah tangan-tangan kejahatan itu, tapi ketika alam yang berulah, tak ada satupun yang bisa menghalangi ketentuanNya, hanya perlu bersyukur dan bersyukur. Sebab tak ada dalih selain menjadikan kita insan yang lebih tangguh dari setiap masalah yang di berikan olehNya, semoga Allah senantiasa menjadikan kita pribadi yang lebih tunduk di hadapaanNya, mungkin Allah merindukan kita lewat sepertiga malamNya, atau  entah akupun hanya insan yang rapuh, perlahan imanku mengeruh, tapi aku selalu bersimpuh sebab Dia tak pernah jauh. *Renungan menyongsong Shubuh Karawang, 17 Januari 2016

Aku, dan Sejuta Lelah

Teringat saat perjalanan pulang menuju istana sederhana kala itu.. tarian peluh yang menyambut senja menyaksikan kematian surya binar jingga berlabuh di ufuk barat burung-burung menari bebas di angkasa rumput ilalang menyambut belaian bayu semua keindahan muasal dari yang satu dan hanya ada  di labirin senja segalanya.. menumbangkan serdadu lelah memadamkan celoteh gundah tentang rindu yang semakin resah Ah, sepetinya aku hampir lupa bukankah ini perjalanan pulang yang harus ku tempuh dengan riang bukan dengan lara atau pun luka aku, dan sejuta lelah begitu menikmati perjalanan ini terima kasih senja segala yang ada di atmosfermu meredupkan amarah sukma. Oleh: Maria Ulfa Karawang, 16 Januari 2016

Teruntuk Sahabatku (PA 2011)

Gambar
Teruntuk kalian yang bergelar sahabatku, dimanapun kalian saat ini, yang jelas aku hanya ingin menerangkan sesuatu kepada kalian, apa kalian tahu, setelah beberapa bulan silam kita berhasil merangkak dari satu titik ke tiitik yang lebih jauh, hingga kita mampu meraih gelar sarjana dan waktu  terus berlalu pun telah berhasil merampas kebersamaan kita, tahukah kalian? Disini aku punya sahabat baru, namanya sunyi, hari-hariku selalu disandingkan olehnya, tak ada tawa, tak ada cerita yang ada justru kehampaan, barangkali ada rindu yang mungkin tertanam di hati sejak kehilangan temu, apa kabar kalian? Apa kalian telah berhasil melukis bahagia demi mereka yang kalian sayangi, atau mungkin saat ini kalian tengah berjuang demi meraih secercah asa di jalanNya, yang jelas, aku pun sedang berjuang, merajut mimpi yang telah lama tenggelam bersama waktu. Aku selalu mendo'akan yang terbaik untuk kalian, percayalah sejauh apapun jarak merenggut kita, kita masih bertemu di halaman do&#

Untukmu Calon Imamku

Seizin semesta, dalam dekapan restu orang tua janji suci terpatri di antara dua saksi mengarungi bahtera cinta menyelami lautan kehidupan kamu, yang tertulis di lauhul mahfuzNya aku tak tahu siapa namamu pun tak tahu di mana keberadaanmu semuanya masih begitu tabu  wahai calon imamku adakah rindu yang tertanam disana apakah hanya aku yang kerap menyebut namamu di setiap do'a apakah hanya aku yang selalu mengais pada Sang Esa untuk segera bertemu di teras semesta cinta Barangkali hanya do'a yang mampu menguatkan rindu-rindu ini mencegah segala rasa yang mulai liar dan waktu segera mempertemukan kita aku, yang akan menjadi ratu untukmu di istana cinta yang akan kita bangun bersama dan Tuhan merangkul mesra janji kita Oleh: Maria Ulfa Karawang, 08 Januari 2016

Perkenalanku Dengan Cinta dan Luka

Hari ini, tepat di purnama Januari ke 6 dering telfonku berbunyi lagi setelah sekian lama dia pergi dari peredaran hati kosong delapan sekian yang berakhir dengan angka empat puluh lima memanggil, hatiku tersenyum simpul aku masih ingat, pemilik nomor itu berinisial M, dengan nada sedikit gelisah, ada ragu yang mengepung hati angkat tidak, jawab tidak, dan akhirnya aku menekan tombol berwarna hijau. "Assalamualaikum", waalaikum salam dengan suara yang begitu serak tak mampu menjelaskan kebahagiaan ini, setidaknya kamu tetap seperti dulu menganggap aku ada namun bukan lagi sebagai teman spesialmu. Aku sadar, pertemuanmu dengan wanita berdarah Solok itu kerap membuatmu menjauhiku, apa daya jarakpun telah merampas kita, jadi wajar kita dipisahkan dalam keadaan terpaksa, aku yang terpaksa bukan kamu, sebab bahagia kini telah mendekapmu dengan calon masa depanmu. Aku bisa apa? saat kau kembali menghubungiku, selain menanyakan keadaan kabar, sebab tak mungkin a

Sepenggal kisah silam

Sejak kehilanganmu rindu ini memilih untuk diam sesekali ia berkecamuk di dalam jiwa sebab ada luka yang masih menjerit dan harus di sembuhkan kau tahu? ia masih membuthkanmu untuk melenyapkan segala lara Aku sadar, cinta tak harus saling menyandang tapi aku bersyukur, Tuhan telah mempertemukan kita di teras semesta, tepatnya di sebuah desa bernama Muara Labuh, Kabupaten Solok Sumatera Barat , 2012 Kau ingat, sifatmu yang lugu kerap membuatku tersipu gayamu yang norak mampu membuatku terbahak apapun itu, segala kekonyolan tentangmu, akan tetap bergeming di nalarku Sudahlah, aku hampir hanyut yang jelas kamu hanya sepenggal kisah yang pernah singgah di halaman hatiku kuharap, diam kita masih mampu melahirkan tunas persaudaraan Tolong jangan patahkan sayap silaturahmi antara kita aku memang akan diam, sampai kau yang memulainya bukan bermaksud menanam egois, aku hanya ingin menjadi wanita utuh wanita yang mampu menjaga lisan dan hatinya sebab aku

Antara Sumatera-Jawa

Gambar
Entah, seperti ada yang menggerogoti fikiranku saat rintihmu mengerang sendu aku tak kuasa, melihat genangan luka yang menetes dari bening netramu maaf, kini ragaku tak mampu menyeka genangan itu aku hanya punya sekepal do'a yang mampu mengecupmu di tanah Sumatera Akupun sama merindukanmu ibu, merindukan pelukan hangatmu bersabarlah, aku segera pulang ingin ku persingkat jarak yang merenggut pertemuan kita antara pulau Sumatera-Jawa Oleh: Maria Ulfa Affandi