My New Hijab

Sepulang kerja, seperti biasa aku berjalan melewati pos satpam "Ga di jemput neng? kata salah seorang security yang sedang mengayunkan kaki di sebuah bangku berwarna coklat, memakai seragam putih bertopi hitam, namanya tidak begitu jelas terlihat "Iya pak, paling rada sorean pak mangga uih heula" ujarku sambil mengotak-atik layar ponsel. Perutku berbunyi tanda lapar mulai memanggil, tadi siang ketika jam istirahat aku memang sengaja tidak makan, maklum kantorku jauh dari tempat orang-orang berjualan. Kulirik arloji hitam di sebelah tangan kananku waktu masih menunjukkan pukul 15.48 masih tersisa 12 menit sebelum kang Dadan menjemput. Aku clingak clinguk ke kanan dan kiri berharap ada tukang lotek atau yang mengenyangkan pertama kujumpai tukang mpek-mpek, aku enek kemarin sebelum pulang sudah membeli, rambutan aku kan butuh karbohidrat, es dawet aku alergi minum es, siomay enak sih tapi kurang banyak mana harganya tidak sesuai aku terus berjalan sambil menatap langit sore yang mulai terbalut awan hitam sampai akhirnya aku terhenti di sebuah kedai gado-gado ya aku suka makanan yang bernafas lotek dan sejenisnya "Bu gado-gadonya satu yapake kupat atau nasi neng? kupat bu ujarku sambil menarik kursi berwarna hijau dan aku duduk. Makan pun usai aku melintas ke sebrang jalan menanti angkot berwarna kuning arah alun-alun tak lama angkot pun lewat aku duduk di sebelah bocah beraeragam SMP berhadapan dengan seorang ibu-ibu berkerudung biru dongker, aku mempersiapkan uang untuk ongkos setelah tiba di alun-alun aku turun aku pikir ongkos hanya 3 ribu rupiah ternyata supir itu cerdik uang sepuluh ribu pemberianku hanya tersisa 5 ribu rupiah "itung-itung sedekah lah gerutuku dalam hati. setelah membayar angkot kuning arah johar dan klari tujuanku telah stan by Johar A? kataku sambil memiringkan kepala "nuhun neng hayu bade kamana aku pun naik seyiba di pasaf Johar aku langsung bergegas ke perkumoulan ibuk-ibuk. Sebelumnya aku mau mengecek saldo di ATM namun ATM nya sudah tidak beroperasi lagi, berbekal uang seratus ribu aku memutuskan untuk membeli jilbab setelah memilah dan memilih hatiku terpaut pada satu jilbab blus berwarna dongker, sejak kuliah aku suka memakai warna dongker kulitku yang agak pucat memang paas memakai warna sedikit gelap.-_-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Yang Salah

Cerita Ephemera Istimewa

Review Dawai Cinta Tanpa Nada - Ansar Siri