MANTAN
Sebagai manusia, tentu siapa pun memiliki bermacam peristiwa hangat dengan seseorang bergelar mantan, tak terkecuali aku yang masih sedikit sulit memakamkannya dalam pusara ingatan. Ya dia yang penah mengisi kehampaan jiwa. Ingin sekali menepi dari kenyataan, agar kehilangan tak tunas kesedihan. Tak banyak yang kuingat, dia hanya lelaki biasa, sederhana dalam ucap, bijak dalam betindak. Berawal dari diskusi, dia tertarik menelusuriku lebih jauh, aku yang hanya seorang junior siapa pun senior yang mendekat tentunya dengan bangga kubuka lebar-lebar pintu perkenalan. Sembilan purnama kuhabiskan masa-masa bahagia bersamanya, kadang air mata pun turut mengiringi perjalanan kami dalam menempuh setiap episode kehidupan. Ada pun ha-hal yang masih terajut dalam bennak akan ingatan tentangnya: – Aku yang sedikit bocah dia justru merangkulku dengan sikap dewasanya. Tak pernah marah, selalu sabar menghadapiku yang super cerewet. – Masih terbesit, saat ia menghubungi ibu denga