Cerita Sore Menjelang Sunset

Tadi, seusai kerja tepatnya pukul empat sore aku tidak langsung pulang ke rumah, dengan wajah lelah berselimut peluh kulajukan sepeda motor mio berwarna hijau ke arah toko barang-barang, aku lupa nama toko itu apa. Kutanggalkan helm berwarna merah memudar maklum aku belum punya helm ini pun masih meminjam helm kakakku, kubuka masker penutup mulut bergambar helo kitty berwarna kuning lembut bercampur merah jambu. "Pak ada gelas yang pakai tutup ndak"? ujarku sambil melihat ke tumpukan gelas-gelas dan piring plastik di atas rak-rak, "ga ada neng eh maksud bapak gelas apa sih maaf bapak sudah tua kurang mendengar" si bapak tua itu merasa bingung jelas2 tadi kubilang gelas yang pakai tutup "maksud saya pak di toko bapak ini ada ndak jual gelas mug yang pakai tutup, aku kembali menjelaskan apa yang sudah kusampaikan sebelumnya, "oh mug pakai tutup neng banyak nih liat saja sebelah kanan", sambil menunjuk beberapa bentuk gelas yang tersedia di kiosnya, setelah menawarkan tiga jenis gelas bertutup aku lebih tertarik dengan gelas yang terakhir gelas yang berbahan dasar alumnium. Aku yakin gelas itu akan lebih tahan lama jika di pakai ibu, pagi tadi sebelum aku berangkat kerja air mataku jatuh, sedih melihat ibu menyeduh susu di gelas yang ukurannya begitu kecil sudah lama ibu ingin memiliki mug bertutup, susu anlene andalannya tumpah membasahi karpet yang sudah kumal, setiap pagi ibu harus meneguk susu Anlene untuk memulihkan kembali tulang yang sudah keropos usia ibu sudah senja hampir memasuki 68 tahun. Itu sebabnya ada atau tidak ada uang aku berupaya untuk bisa membahagiakan ibu, aku tak ingin berkenalan dengan rasa kecewa setelah empat tahun silam ayah berpulang ke haribaanNya rasa sesal masihlah ada sebab aku belum sempat menoreh suka di hatinya, ialah ibu satu-satunya harta yang kumiliki yang tak habis di telan musim Tuhan telah menjadikan ibu perempuan paling peri di hidupku. Kepada kalian yang masih memiliki orang tua utuh atau tidak sayangilah mereka jangan sampai kita bersua dengan kalimat sesal. Sayangilah mereka yang masih peduli terhadapmu lakukan hal-hal baik untuk mengukir senyum kecil di bibirnya yang mungil.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Yang Salah

Cerita Ephemera Istimewa

Review Dawai Cinta Tanpa Nada - Ansar Siri