Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Kerinduan

Gambar
Penulis ulung pernah berkata, luka adalah cara terhebat untuk bercerita. Dan benar, aku mulai merapikan ingatan dengan bahan bakar luka. Atas nama masa lalu yang kusut, hujan dan segala ketakpahaman pun beringsut, hadir sejenak menemani jemari menghapus mendung yang kau atur sedemikian rupa. Mulanya aku menyerah, langkahku sarat saat menuju kubikel bernama ikhlas.  Saat itu, hanya ada sajadah kumal yang sempat kubeli di kota bernama kenangan. Mukena cokelat yang kuperoleh dari Bukitinggi nyaris mengeluh karena jarang kucuci. Ah bukankah ini sudah malam, matahari mana yang rela menjemput basah. Aku terpaksa menahan bangkai keringat yang lama melekat, lalu menengadah di hadapanNya. Sejadi-jadinya kubiarkan bulir bening berinteraksi dari sudut bola mata kepada sang maha segala. Aku kemudian menghapus sisa-sisa kesedihan dengan punggung lengan yang gemetar. Getaran semesta kala itu begitu hebat, Tuhan apakah barusan engkau mendekapku erat? Ini pelukan hebat yang tak pernah kualami sebelu

Teruntuk Lelaki November

Gambar
Kita adalah sepasang rencana yang dipatahkan keadaan. Seperti jarak ini, aku pernah membenamkan kesedihan berkali-kali agar waktu tak pernah basah oleh penantian. Agar kau pun tenang melakukan aktivitasmu sehari-hari. Padahal ada banyak rindu yang tersemat di doadoa panjang, di antara jingga yang membentang juga pada hujan yang diarak mendung sebelum kelam menyelimuti semesta. Bagaimana bisa kau katakan aku tak sabar dalam kisah ini? kau tak perlu mengatakan aku pengecut sebab pernah abai pada rindumu. Aku juga rindu, bahkan disaat esok usiamu bertambah aku tak berani mengatakan apa-apa. Maaf keadaan ini telah membuatku lupa bahwa kau pernah menjadi bagian yang kusemogakan. Kau yang menuntunku seperti ini. Semoga tanpa sekotak kado dariku, juga puisi tentang jarak hariharimu tetap berjalan baik. Percayalah sebelum kau memikirkan tentang bagaimana keadaanku saat ini aku telah lebih dulu menuntaskan rasa bersalah ini. Bagiku semua belum usai, namun rasanya cukup membiarkan senyum ini