Entah sudah berapa ratus kali hari ini aku bersendawa, rasanya ya kok ndak enak betul makan tidak selera apa-apa malas bawaanya mondar-mandir ke kamar mandi sampai kloset pun bosan menatapku, dua gelas teh pahit sudah habis kuteguk apalagi mungkin aku butuh kerokan tapi apa daya aku tinggal bersama kakak lelakiku, mana mungkin aku meminta tolong kepadanya untuk mengerok, istrinya? tidak mungkin teh nining juga sedang mengidap penyakit keras gagal ginjal hampir tiga tahun lebih ia hidup dengan kesakitan dua minggu sekali cuci darah, setiap kali sepulang cuci darah tubuhnya gontai jadi ndak mungkin aku menyuruhnya untuk mengerok, anaknya? dua-duanya juga laki-laki yang satu kelas dua SD namun postur tubuhnya setara dengan anak kelas tida SMP, gembrot hobinya makan telor jajanya pun banyak tapi satu yang kusuka dia rajin mengaji sementara anak kakakku yang satu lagi kelas dua SMK tubuhnya tinggi bersih, tampan rambutnya cepak mirip dengan kakakku hobinya menyimak siaran bola terlebih Arsenal idolanya. Oh Tuhan aku hanya berharap dibalik mondar-mandirku yang kesekian ada efek yang positif untuk kesembuhanku amin ya  Rabb

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Yang Salah

Cerita Ephemera Istimewa

Review Dawai Cinta Tanpa Nada - Ansar Siri