Entah sudah berapa ratus kali hari ini aku bersendawa, rasanya ya kok
ndak enak betul makan tidak selera apa-apa malas bawaanya mondar-mandir
ke kamar mandi sampai kloset pun bosan menatapku, dua gelas teh pahit
sudah habis kuteguk apalagi mungkin aku butuh kerokan tapi apa daya aku
tinggal bersama kakak lelakiku, mana mungkin aku meminta tolong
kepadanya untuk mengerok, istrinya? tidak mungkin teh nining juga sedang
mengidap penyakit keras gagal ginjal hampir tiga tahun lebih ia hidup
dengan kesakitan dua minggu sekali cuci darah, setiap kali sepulang cuci
darah tubuhnya gontai jadi ndak mungkin aku menyuruhnya untuk mengerok,
anaknya? dua-duanya juga laki-laki yang satu kelas dua SD namun postur
tubuhnya setara dengan anak kelas tida SMP, gembrot hobinya makan telor
jajanya pun banyak tapi satu yang kusuka dia rajin mengaji sementara
anak kakakku yang satu lagi kelas dua SMK tubuhnya tinggi bersih, tampan
rambutnya cepak mirip dengan kakakku hobinya menyimak siaran bola
terlebih Arsenal idolanya. Oh Tuhan aku hanya berharap dibalik
mondar-mandirku yang kesekian ada efek yang positif untuk kesembuhanku
amin ya Rabb
Waktu Yang Salah
"Sejak kapan suka kopi?" komenku pada display picturenya yang bernada sendu dengan gambar kepulan asap pada secangkir kopi. Dp nya mengibaratkan, bahwa ia akan lebih tenang bila ditemani secangkir minuman berwarna hitam pekat. Yah kira-kira begitu. Satu menit berlalu, "Sejak tidak ada yang peduli," diiringi dengan emotikon senyum pura-pura. Aku terdiam sejenak, mengembalikn memori pada kejadian kemarin sore. Aku memang membagikan postingan Tere Liye, yang di dalamnya menuangk an kata-kata begini. "Jangan mudah peduli agar kemudian tidak kecewa."Barangkali dia sudah mulai menafsirkan dan menyimpulkan bahwa aku tidak akan peduli padanya. Ah lelaki, mengapa tidak pernah merasa peka pada pemikiran perempuan sekitarmu. Mana mungkin aku tidak peduli, sementara setiap detik berganti perasaan takut dan cemas selalu mengerubungi. Harusnya kamu tahu, ada dalih yang cukup kuat bagi jemariku saat mengklik share di postingan Tere Liye yang sudah m
Komentar
Posting Komentar