Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Bahagia Itu

Gambar
Mendapat kabar mulia dari sahabat lama. Ah bahkan aku masih tak percaya, melihat undangan pernikahannya terselip di beranda facebook. Abdul Faiz Rusmani S.Pd dengan Zulfitna Sari S.Th.I. Selamat  ya pit, Alhamdulillah aku bersyukur memperoleh kabar baik ini. Sudah lama kita mengakrabi jarak jauh. Setahuku kamu orang yang susah jatuh cinta. Tapi aku yakin, dia jodoh yang telah di persiapkan Allah tanpa harus kamu kejar. Jujur aku merindukan nasehat dari kamu. Kamu ingat? kejadian kelam itu pernah memisahkan ikatan persaudaraan kita.  Aku yakin kamu sangat kecewa, saat aku lebih memilih bertahan dengan seseorang yang memang pada akhirnya meninggkalkan. Sekali lagi selamat sahabatku. Maaf belum bisa menghadiri acara sakralmu. Doaku, semoga 13 Januari menjadi awal kebahagiaanmu dalam mengarungi bahtera rumah tangga bersama seseorang yang telah halal untukmu. Kamu tahu, aku sangat cemburu dengan keputusan langit hari ini. Aku bahkan belum tahu kapan akan berada di posisimu. Tapi aku yakin,

Surat Untuk Timur (Nggak tau part berapa) :D

Gambar
Maaf, belakangan aku sangat sibuk. Perihal diri yang terjun ke dunia sosial membuat jemariku harus berjibaku dengan beberapa PR. Membuat design open recruitment: reldok dan relpeng serta aneka macam design yang kadang memang harus aku yang mengerjakan. Kak Hana dan Kak Mamet dua insan yang kemumpunian dalam merangkai gambar tak bisa di dustai pun sangat sibuk.  Dengan sadar dan Lillah aku kerap membantu mereka meski tak sesempurna yang diinginkan. Hari  ini aku juga mendesign ucapan selamat hari ibu, tapi belum di posting. Mungkin tim publikasi seperti kak Rani, dan kak Laras memang sedang ada tugas. Mudah-mudahan mereka suka, setidaknya kelas inspirasi karawang turut memeriahkan hari-hari akbar di seantero nusantara. Bicara hari ibu, aku juga sudah memposting kata-kata sederhana untuk ibu, di akun instagramku @mriaulfaaff Aku bersyukur, di usiamu yang tak lagi mudamasih bisa kucium aroma lelahmu. Di dadamu yang laut, aku terhanyut, nyaman bergelayut tanpa ada masalah yang

Kau Kemana?

Gambar
Ketika semburat di sudut kota mulai padam. Ketika  derap para  pendorong gerobak telah usai meninggalkan jalanan, lengang seorang diri. Seperti saat kau putuskan lari dari cerita yang telah kita sepakati. Aku pikir sedetik  sebelum waktu menjamah kita pada fase tak bernama. Ponsel yang kuasingkan di bawah ranjang--berdering.  Sebuah pesan dan barisan huruf mesra berjatuhan di muka layar. Memberi kabar,  bahwa kau sedang bercanda dan mengalami debar yang serupa. Ah, angan-angan ini terlalu sarat untuk kurajut lebih lama di lembaran penuh ilusi.  Sementara kesenyapan semakin menjadi, namamu tak kunjung menghampiri. Kau kemana? aku menunggu sedari awan hitam bergumul, memagari dua kelopak bundar yang lama tak tersentuh ceracau kemarau.  Bisakah kau bangunkan ayam lalu bisikan nyanyian di telinganya, agar fajar kembali menyapa.  Aku takut jika tersemat namamu berkali-kali malam enggan habis dan langit tetap mengakrabi nasib si penunggu;aku.