Sepotong Perjalanan (Briefing Fasil KI Karawang #2)

Oleh : Maria Ulfa

Assalamualaikum, hey,hey... setelah batuk hampir menyerang dua minggu. Aku enggak lupa kalau ada kamu yang harus aku jenguk, alhamdulillah masih diberi kesempatan menggerakan kesepuluh jemari di atas toots ini.  Hari ini aku bawa oleh-oleh dari kelas inspirasi karawang #2. Sepotong perjalanan yang berakhir istimewa. Kamu mau tahu? cekidot :P

Kemarin, minggu 29 Januari 2017. Setelah malamnya menahan rindu, paginya aku sholat shubuh. Berdoa biar kamu ga ikut waktu aku lagi briefing di kantor PGN. Niatan awal aku nebeng Teh Engkay dari arah Telaga Sari, awalnya dia sempat menganggukan permohonanku. Tetiba Allah sudah merencanakan hal lain, sama saat aku kangen kamu tapi kamu malah sibuk nonton bola, eh. Kata dia, aku mau enggak dari rumah jam tujuh, karena dia divisi acara dia harus datang lebih pagi. Aku sempat bingung, kalau nebeng otomatis aku enggak bisa bantuin ibu pindahan barang lagi ke rumah si kakak. Kalau siang otomatis aku naik motor sendiri sambil nahan angin yang ga malu nyentuh bagian tubuh yang lagi kurang sehat. Oke, kebingungan pun berhasil aku pangkas, aku memutuskan pergi sendiri menuju kantor PGN. Eh kamu tahu enggak PGN itu apa? aku juga baru dengar kemarin. Ternyata PGN itu singkatan dari perusahaan gas negara. Kalau di Karawang letak kantornya di Jl. Ahmad Yani No 54 deket karangpawitan, kalau kamu enggak percaya aku kemarin kesana. Cek aja buku tamu di ruang security, ada nama aku datangnya 09.20. Haha telat, padahal di undangan online harus hadir pukul 08.00 WIB.

Setelah mandi, setelah dua rakaat usai, aku mengenakan busana biasa. Baju dengan balutan warna hijau di padu dengan rok hitam polos. Aku menggunakan jilbab hijau samar, setelah cium tangan ibu aku pergi ke arah Kondang. Daerah yang di pasar tradisionalnya banyak pedagang minang. Ah bicara minang aku jadi rindu kota Padang. Di sana aku berhenti, mengisi satu liter pertamax, dan membeli camilan untuk di bawa ke aula PGN. 


Setelah memarkirkan si hijau, aku memasuki aula yang sangat lapang. Di dekat bibir pintu aku menyalami beberapa teman yang sudah hadir, satu diantaranya Teh Engkay, rekan beda divisi yang beberapa jam kemarin jadi pagar ayu, tukang tunggu di meja registrasi. Waktu berlalu begitu cepat, aku mengumpulkan jajanan di meja panitia, lalu duduk di atas permadani cokelat berpadu merah hati. Sebelumnya kami melakukan pemanasan yang di pandu kang Sendi, katanya di sulap. Tapi menurutku itu bukan sulap. Well aktraksi yang berlangsung singkat belum bisa mencuri perhatian aku dari makanan warna hijau di meja panitia itu.

Beberapa sambutan sudah di sampaikan masing-masing divisi, seperti divisi acara yang di pandu oleh Teh Ika, divisi Jaringan Sekolah di pandu oleh Kang Fredy, Ketupat oleh Novi. Setelah melakukan perbincangan ringan, sebelum masuk sesi materi. Kak Uty selaku perwakilan KI Jakarta Pusat mengambil posisi di depan. Lalu di tembok aula penayangan video lagu terhebat karya CJR terputar, syairnya indah membuat hati tergugah. Satu-demi satu gerakan kami ikuti, kami menari layaknya anak SD yang baru latihan kali pertama. Jujur terakhir menari itu pas duduk di bangku SMP. Itu pun karena ada pengambilan nilai praktek kesenian.


Setelah tim hore berhasil membuat hati gembira, kami memasuki sesi yang di nanti. Dua pemateri langsung hadir dari Jakarta dan Tanggerang Selatan, kak Nalendra (Koor KI Jakarta), Kak Della (Koor KI Tangsel). Selama sharing, beberapa di antara kami di lempari pertanyaan-pertanyaan. Untuk mengasah kefasihan bicara di muka umum. Aku juga sempat di tanya dan mengacungkan jari memberi sedikit opini. Luar biasa dimulai kurang lebih pukul 09.00 hingga waktu ashar tiba. Begitu banyak ilmu yang kukantongi. Terlebih tentang bagaimana menjadi fasilitator yang baik. Yes, sesi terakhir kita foto-foto di depan banner KI Karawang. Alhamdulillah, rasa batuk dan badan kurang sehat terbayar dengan melihat senyum mereka. semoga tetap solid ya temanteman. Sampai bersua di Briefing Akbar 5 Februari 2017. Arrrrrghhh can't wait guys :D



Ingat kan, aku pakai jilbab apa. Lihat deh senyum kami, selalu gembira kalau berada di depan lensa :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Yang Salah

Cerita Ephemera Istimewa

Review Dawai Cinta Tanpa Nada - Ansar Siri