Maukah Kamu Melewati Masa-Masa Sulit Bersamaku?




Percayalah, tak akan ada alasan untukku  berhenti memikirkanmu. Mengikutsertakanmu namamu dalam setiap doa yang terpanjat pagi hingga petang. Tak peduli, seburuk apa penilaian orang lain terhadapmu. Saat kau benar-benar terjatuh, aku ingin selalu ada menjadi rumah tempat kau berpulang, menemanimu menata ulang langkah demi langkah. Merapikan kembali beberapa ingatan yang pernah terluka oleh ancaman dunia. 

Hey, aku juga tak sesempurna yang kau pikir. Aku hanya gadis biasa yang terlahir dari perut seorang perempuan miskin. Tapi dia yang kupanggil ibu selalu memberiku masukan-masukan hebat. Mengajarkanku untuk tidak menjadi si peminta-minta, tetap berlaku bajik pada sesama. Bukankah akan lebih indah, jika kebahagiaan yang kita miliki dapat dirasakan oleh orang di sekitar kita. Aku bahkan tak pernah merasa takut jika seluruh kebahagiaanku bisa kuwakafkan kepada orang lain, terlebih kamu. Aku akan merasa sangat lega bisa menghalangi kesulitanmu. Barangkali, ketika Tuhan menciptakanku, ia telah menitip beberapa pesan pendek, agar aku menjadi bagian semesta yang harus menopang keresahan orang banyak.

Kau tak perlu mengingatkanku atas segala yang pernah kulakukan. Bahkan sedetik saja aku lupa, kebaikan apa yang telah kuperbuat. Meski saat ini kita sama-sama berada di lingkaran hampir punah, aku yakin dengan tetap berupaya dibarengi doa yang maksimal, impian kita akan segera terwujud, menangislah jika air matamu ingin melihat dunia. Aku akan mengutus kesepuluh jemari untuk menemaninya, lantas menghapus sisa-sisa kesedihan yang melekat di halaman wajahmu. Teruntuk kamu, aku ingin menjadi bagian terindah di setiap doamu. Maka izinkan aku menyimpan namamu pada masa depanku yang gemilang. Dan terakhir  maukah kau melewati masa-masa sulit bersamaku? hidup dalam kesederhanaan yang kita cipta seusai senja memotret pirang wajah semesta. Karena bagiku waktu demikian  adalah masa paling aman; menanam benih-benih harapan. :)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Yang Salah

Cerita Ephemera Istimewa

Review Dawai Cinta Tanpa Nada - Ansar Siri