MELODI DALAM HATI

Aku sadar, jalinan persahabatan tiada yang abadi selalu berujung patah hati. Kau yang semula memaksaku hadir untuk masuk di hidupmu lalu dengan gampang mengusirku pergi.



Maaf, hatiku tak setegar karang di lautan. Adakalanya saat rindu datang, aku merupa bocah yang lenganya terlepas dari genggaman seorang Ibu, berada di tengah kebingaran. Bingung, kadang aku linglung.



Dan seiring bergulirnya waktu, melodi dalam hati terdengar gemuruh sekali. Sesekali memaksaku untuk mengajakmu berdansa, menikmati riuh irama sunyi yang mengalir di selaput nadi.



Ya namamu yang indah, selalu bersembunyi di balik tirai doa, debar yang tak tentu saat menatap dua lampion indah di bola matamu--mengejar bahkan menghimpit dadaku, sesak seoalah ingin kubicara, sesal saat kupendam ia.



Biarlah bila pada akhirnya kau lebih bahagia dengannya aku mengerti, bukankah cinta tak harus memiliki ah petuah ini seolah memicu selera makanku agar suara-suara melodi di hati tak lagi bersiul, memadamkan lililin-lilin harapan penerang jiwa saat terdampar di lorong kegelapan.



Kuakui kau adalah irama musik paling laris, paling sering kuputar berulang-ulang di sepanjang kidung malam.






Karawang, 11-April -2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Yang Salah

Cerita Ephemera Istimewa

Review Dawai Cinta Tanpa Nada - Ansar Siri