MANTAN

Sebagai manusia, tentu siapa pun memiliki bermacam peristiwa hangat dengan seseorang bergelar mantan, tak terkecuali aku yang masih sedikit sulit memakamkannya dalam pusara ingatan. Ya dia yang penah mengisi kehampaan jiwa.

Ingin sekali menepi dari kenyataan, agar kehilangan tak tunas kesedihan. Tak banyak yang kuingat, dia hanya lelaki biasa, sederhana dalam ucap, bijak dalam betindak. Berawal dari diskusi, dia tertarik menelusuriku lebih jauh, aku yang hanya seorang junior siapa pun senior yang mendekat tentunya dengan bangga kubuka lebar-lebar pintu perkenalan.

Sembilan purnama kuhabiskan masa-masa bahagia bersamanya, kadang air mata pun turut mengiringi perjalanan kami dalam menempuh setiap episode kehidupan. Ada pun ha-hal yang masih terajut dalam bennak akan ingatan tentangnya:

– Aku yang sedikit bocah dia justru merangkulku dengan sikap dewasanya. Tak pernah marah, selalu sabar menghadapiku yang super cerewet.

– Masih terbesit, saat ia menghubungi ibu dengan nada bicara yang santun, mengatakan ingin menjagaku dengan baik. Aku bangga, dan siapapun pasti bangga saat seorang pRia yang dicinta sudi bicara pada orang tua terlebih ibu. Saat itu ibu pun dengan bangga mnitipkanku padanya.

– Semenjak ayah tutup usia, aku kehilangan sosok lelaki pelindung dalam hidup, bahkan ia sempat bicara dia akan menjagaku seperti ayah yang dengan tulus melindungi puteri kecilnya. Bahagia bukan? ya aku sangat bahagia ketika dia datang menawarkan berbagai peran, sesosok ayah, seorang sahabat dan tentu seorang kekasih yang baik.

Mungkin demikian selaksa kisah yang masih tersimpan dalam memori, sedikit banyaknya telah terangkum dalam komentar tak bermakna ini, yang jelas, dalam diam aku selalu mendoakan yang terbaik untuknya, meski kini dia tengah mengurai tawa bersama perempuan lain. Dibantu ya biar move on hkhk :D

alhamdulillah, goresan kata di atas berhasil membuat aku jadi pemenang dalam kuis Move On Garis Keras oleh salah satu penerbit delapan hari yang silam, terima kasih kak @Haitiwi bukunya di tunggu ya  ^_^

20160417_171516

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Yang Salah

Cerita Ephemera Istimewa

Review Dawai Cinta Tanpa Nada - Ansar Siri