Kamu & Kisah Yang Telah Usai


Aku mengenalmu dengan caraku sendiri
mengagumimu pun dengan caraku sendiri
lantas saat berupaya melupakanmu aku tetap dengan caraku sendiri. 

Jadi mohon, jangan memaksa untuk kembali seperti sebermula. 
Kamu sudah tertimbun di tumpukan jerami masa silam.  
Terkubur pada gemburan tanah-tanah purba. 

Kali ini kusampaikan padamu
jangan pernah berniat meletakkan kembali daun yang telah gugur
pada ranting di musim yang tumbuh subur

Semua sudah sia
Kupahami dan sudah menjadi keberlakuan hukum semesta
ketika hati telah siap melepas, kamu justeru meminta peluang kembali. 
Maaf bukan bermaksud merobohkan harapanmu. 

Tapi ingatkah? saat dulu kau rapuhkan harapanku, taukah? saat itu akuberjuang sendiri.
Tanpa senyummu, tanpa kedua lengan yang berusaha mencegah saat aku berlari di ruang pemulihan? 

Melakoni peran yang kusanggup meski harus meringkih. Jadi berjuanglah sendiri dengan segala kesanggupanmu jua. 

Aku menyadari, dan tak dapat dipungkiri dahulu lidah sempat memahatmu dalam segala semoga. Tetapi itu telah lampau, sebelum kau ubah rasa gula menjadi rasa paling pahit. Sebelum siang berubah menjadi malam serupa endapan bubuk kopi yang masih utuh.

Menyesal, aku tidak menyesal sempat menaruh namamu di pedalaman hati. 

Namun yang sedikit kukecewai mengapa alam begitu ramah mendatangkanmu kembali, ketika hatiku telah terkunci rapat-rapat untuk seseorang yang saat ini kububuhkan namanya dalam sujud dan doaku.

Terima kasih Tuhan, telah mengirim angin yang dengan mudah mengusir gumpalan awan hitam di cakrawala hati. 

Aku percaya, kebahagiaan ada pada mereka yang pernah gagal, menangis, mencari serta kehilangan. Dan berharap kamu R seseorang yang telah di lukis Tuhan pada bahagiaku esok. Aamiin. ^_^

Karawang, 12 Agustus 2016



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Yang Salah

Cerita Ephemera Istimewa

Review Dawai Cinta Tanpa Nada - Ansar Siri