Dilan - Pidi Baiq

Pagi ini, saat udara Karawang masih basah oleh sentuhan tangkai-tangkai hujan sisa semalam. Aku kembali merampungkan bacaan Dilan,  buku milik lelaki asal Bandung yang mengaku imigran dari Sorga, yang diselundupkan ke Bumi oleh ayahnya di kamar pengantin dan tegang. Haha, hanya haha yang bisa aku tulis. Buku ini terlalu singkat untuk aku sudahi, padahal masih ingin lama berkenalan dengan Milea, Dilan, Bunda, dan sederet tokoh di buku Dilan. Entah kenapa, aku sangat suka sekali dengan tekhnik penyampaian ide sang Pidi Baiq. Bahasanya elegan, tidak mengandung kata-kata penuh sarat. Buku dengan ketebalan 330 halaman ini sangat cocok untuk di konsumsi remaja, terlebih para pria yang kadang mengalami kepayahan saat melakukan taaruf dengan mahluk bergelar wanita.

Well buku dengan bungkus berwarna biru langit, serta dibubuhi gambar anak lelaki SMA yang sedang bercakak pinggang di samping motor CB 100 nya. Sudah selelesai aku baca, buku ini sebenarnya sudah terbit lama. Di bilang terlambat  ah kalian boleh menganggap seperti itu. Tetapi hal yang paling utama, bukankah dengan membaca kita akan menemukan temuan baru, membuka lapang pemikiran dan menumbuhkan semangat menulis dalam jiwa. Bagaimana pun buku-buku yang terserak di halaman semesta, akan sangat bermanfaat bila sudah di baca. Buku ini sebenarnya aku peroleh empat hari lalu, saat bertemu dengan rekan-rekan Forum Lingkar Pena Kota Karawang di KM2 lapangan Karangpawitan. Tadinya aku hendak meminjam buku-buku motivasi serupa dengan buku tempo lalu yang sudah aku khatamkan. Ranah tiga warna, aku sangat suka dengan novel-novel penuh kata vitamin.
 
Sudah dulu ya, sekarang aku lagi di kantor. Buat kalian yang jarang banget tertawa, atau memiliki selera humor yang rendah. Coba deh lahap buku yang satu ini. Kalian akan berjiwa lapang sesudahnya, sebenarnya aku sedang membahas diriku sendiri. Entahlah belakangan, hatiku sedang didera cemas dan khawatir, tapi setelah membaca ini aku berpikir alangkah indahnya bila dalam hidup kita tidak keliru dalam menafsirkan suatu masalah yang belum tentu letak kejernihannya.
 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Yang Salah

Cerita Ephemera Istimewa

Review Dawai Cinta Tanpa Nada - Ansar Siri