Gubuk Tua



Ayah..
semua merinduimu
gubuk yang kau bangun
kini lapuk di lalap serangga lapar
hanya ada janda tua yang masih betah
berlindung di bawah atap-atap bocor


Aku sempat bertanya padanya
wahai ibu yang telah berusia senja
perihal apa yang membuatmu
enggan beranjak dari tempat usang ini

Nada lirihnya menjawab pelan
nak, bertahun-tahun ayahmu bekerja
mengais rezeki kesana kemari
tanpa mengenal waktu

Lautan hujan tetap ia arungi
jalanan duri tetap ia pijaki
terik mentari tetap ia sambut dengan hangat
peluhnya jatuh membasahi bajunya yang kumal

Taukah, semua itu
hanya untuk membangun sebuah tempat
agar kau dan saudara-saudaramu tak
merasakan hal yang sama seperti ayahmu
terlindung dari jahatnya alam
yang kerap mengamuk tak menentu

Berdoalah untuknya, ibu yakin
ayahmu kini tengah tersenyum
mendengar perbincangan kita
tetaplah menjadi anak berbakti
berhati mulia terhadap sesama

Karawang,06 Februari 2016
Maria Ulfa 9.35 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Yang Salah

Cerita Ephemera Istimewa

Review Dawai Cinta Tanpa Nada - Ansar Siri