Sepenggal kisah silam


Sejak kehilanganmu rindu ini memilih untuk diam
sesekali ia berkecamuk di dalam jiwa
sebab ada luka yang masih menjerit
dan harus di sembuhkan
kau tahu? ia masih membuthkanmu
untuk melenyapkan segala lara

Aku sadar, cinta tak harus
saling menyandang
tapi aku bersyukur, Tuhan
telah mempertemukan kita
di teras semesta, tepatnya
di sebuah desa bernama
Muara Labuh, Kabupaten Solok
Sumatera Barat , 2012

Kau ingat, sifatmu yang lugu
kerap membuatku tersipu
gayamu yang norak
mampu membuatku terbahak
apapun itu, segala kekonyolan
tentangmu, akan tetap
bergeming di nalarku

Sudahlah, aku hampir hanyut
yang jelas kamu hanya sepenggal
kisah yang pernah singgah
di halaman hatiku
kuharap, diam kita
masih mampu melahirkan
tunas persaudaraan

Tolong jangan patahkan
sayap silaturahmi antara kita
aku memang akan diam, sampai
kau yang memulainya
bukan bermaksud menanam egois,

aku hanya ingin menjadi wanita utuh
wanita yang mampu menjaga
lisan dan hatinya
sebab aku belum siap
untuk jatuh cinta yang kesekian kali
luka ini masih menyala tuan
kamu, yang pernah berlabuh di dermaga hatiku

Oleh: Maria Ulfa Affandi






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Yang Salah

Cerita Ephemera Istimewa

Review Dawai Cinta Tanpa Nada - Ansar Siri