Surat Untuk Timur #3


Andai kamu tahu, menjadi aku tak semahir yang kamu pikir. Aku harus bertarung dengan detik-detik yang melukiskan wajahmu di kanvas langit sore. Setiap waktu, semenjak kau beranjak--membiarkanku masuk terperangkap ke dalam ruang pengacuhanmu. Hari ini aku berhenti sejenak tepat di bibir pantai. Ditemani debur yang seolah ingin menghibur.

Berbisik  pada ribuan pasir putih yang tak pernah berisik. Menanyakan apakah aku sedang bermimpi atau tidak? Kuayunkan lengan lalu kututup kedua bola mata, berharap setelahnya ilusi tentang segalamu tidak lagi merajai. Namun lagi, saat mengakhiri pejam, aku masih menemukan wajahmu di antara cahaya kecil yang hampir terbenam.

Pandangmu seakan-akan mengarah padaku. Apa yang harus kulakukan? apakah aku harus membalas senyumanmu? Sementara belakangan hatiku terseduh air ketidakjujuran. Ah, mengapa demikian, apakah aku masih kecewa? dan mengapa rasa ingin memilikimu jauh meluas dari pada setitik perih yang pernah hinggap.

Ini kali ketidakpahamanku berbicara, apa aku benar-benar takut kehilanganmu? Tapi, bukankah kita hanya dua mahluk yang bertamu di lembah perbedaan. Atau apakah aku benar-benar sudah memutuskan untuk jatuh sejatuhnya di angkuh hatimu? Entah, kurasa hanya hati yang berhak tahu bagaimana aku harus bersikap.

Begitu barangkali, aku dan kamu membutuhkan satu ruang. Untuk saling menegur sepi, membiarkan rindu tumbuh dengan baik. Meski akhirnya harus bermukim di bilik-bilik sunyi, pada lampiran lidah
akan kusemai  namamu berulang-ulang. Rasanya ingin kuberi tahu bahwaku selalu memanggilmu lewat tengadah.

Tidak, aku tidak ingin membocorkannya  padamu, aku takut saat aku memberitahumu harapanku malah semakin roboh. Aku tidak ingin bila kedua pendengaranku tersentuh ucapan yang membuatnya rapuh. Sementara diam dan doa akan menjadi cara sederhanaku untuk menjagamu dari kejauhan. Hari ini, esok dan selamanya.

Karawang, 13.49 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Yang Salah

Cerita Ephemera Istimewa

Review Dawai Cinta Tanpa Nada - Ansar Siri