Hey Kamu
Seperti orang-orang saat pergi berlibur dan ketika seseorang yang
diberi rasa lebih tak ikut serta maka beberapa di antara mereka akan
menulis pada sehelai kertas bernada "Hey kamu iya kamu kapan kesini, aku
yang tengah berada di salah satu kota justeru ingin membuat aksara
tersebut pada kertas diary. Kuraih pulpen dan berniat merangkai kalimat
tersebut.
Namun tiba-tiba aku malah mengambil ponsel yang sedang teegeletak di atas rak-rak buku, kugeser layar kunci kearah atas lantas kubuka bbm dan mengapa sesak timbul tenggelam dada.
Seseorang dari jauh yang telah ku beri rasa lebih justeru memasang dp
bbm dengan klise perempuan berkerudung hitam, mukanya oval dan terlihat
tengah mengabadikan dirinya sendiri pada ponsel miliknya.
Nyaris awan-awan di langit bergumul menuju mata membentuk mendung, sampai beberapa tetes bening pecah membasahi pipiku. Aku tak kuasa menopang cemburu ini pertahanan runtuh kepedihan singgah.
Ah aku fikir ini mimpi kucubit beberapa kali tangan ternyata sakit tidak ini masih mimpi kubenturkan dua kepal lengan sekerasnya ke tembok berona kemuning aww masih terasa nyeri.
Semua adalah nyata, tak kusangka secepat itu kau berlalu seperti senja meninggalkan jingga dengan ratapan anak tiri, O kekasih apa gerangan yang membuatmu tega mengusir aku dari pelataran bahagia.
Nyaris awan-awan di langit bergumul menuju mata membentuk mendung, sampai beberapa tetes bening pecah membasahi pipiku. Aku tak kuasa menopang cemburu ini pertahanan runtuh kepedihan singgah.
Ah aku fikir ini mimpi kucubit beberapa kali tangan ternyata sakit tidak ini masih mimpi kubenturkan dua kepal lengan sekerasnya ke tembok berona kemuning aww masih terasa nyeri.
Semua adalah nyata, tak kusangka secepat itu kau berlalu seperti senja meninggalkan jingga dengan ratapan anak tiri, O kekasih apa gerangan yang membuatmu tega mengusir aku dari pelataran bahagia.
Komentar
Posting Komentar