Surat Untuk Timur (Nggak tau part berapa) :D

Maaf, belakangan aku sangat sibuk. Perihal diri yang terjun ke dunia sosial membuat jemariku harus berjibaku dengan beberapa PR. Membuat design open recruitment: reldok dan relpeng serta aneka macam design yang kadang memang harus aku yang mengerjakan. Kak Hana dan Kak Mamet dua insan yang kemumpunian dalam merangkai gambar tak bisa di dustai pun sangat sibuk.  Dengan sadar dan Lillah aku kerap membantu mereka meski tak sesempurna yang diinginkan. Hari  ini aku juga mendesign ucapan selamat hari ibu, tapi belum di posting. Mungkin tim publikasi seperti kak Rani, dan kak Laras memang sedang ada tugas. Mudah-mudahan mereka suka, setidaknya kelas inspirasi karawang turut memeriahkan hari-hari akbar di seantero nusantara.

Bicara hari ibu, aku juga sudah memposting kata-kata sederhana untuk ibu, di akun instagramku @mriaulfaaff



Aku bersyukur, di usiamu yang tak lagi mudamasih bisa kucium aroma lelahmu. Di dadamu yang laut, aku terhanyut, nyaman bergelayut tanpa ada masalah yang terajut. Ibarat pagi, kau adalah matahari yang bersinar, memberi hangat di kala ribuan luka kian menganga. Bu... Esok bukanlah segalanya, karena bagiku setiap hari adalah masa paling tepat membalas setiap keping kebaikanmu, menjaga namamu dari bilik doa kado paling sederhana yang telah kupersiapkan sejak dahulu. Semoga mampu membawamu pada kebahagiaan hakiki, bukan hanya di dunia namun di akhir masa nanti. Semoga lekas sembuh, maaf belum bisa merawat dengan baik. *peluk


Masih bicara 22 desember, tadi aku juga sudah memposting tulisan tentang ibu di akun sastra biru. Akun yang tempo lalu sudah kuperkenalkan pada kalian. Begini postingannya:

Percayalah, doa untukmu tidak berhenti sampai hari ini saja. Kemarin, hari ini, esok dan seterusnya. Kusemat namamu berulang-ulang pada lembaran lidah paling semoga. 



Sebenarnya bukan tradisiku mengucapkan hari ibu di tanggal 22 ini. Hanya saja aku ingin menghormati keputusan pemerintah tentang peringatan hari ibu nasional. Aku yakin, tanpa hari ibu seluruh anak di seantero nusantara yang berbakti selalu mampu menyediakan ruang untuk saling bencengkrama menghabiskan waktu bersama bidadari tak bersayapnya lantas menghadiahkan sesuatu yang sangat disuka. Tapi menurutku, tak ada kado  terindah untuk ibu selain ucapan selamat di balik tirai doa. 

Oya, aku sampai lupa kamu apa kabar hari ini? Sudah lama sekali kita tak bercakap di kamar chat. Kamu kerja kan? aku yakin langit di sana tak kalah semangat dengan langit di kotaku. Tetap semangat mencari rezeki ya, aku doakan pundi-pundi rupiah untuk maharnya juga lancar, eh maksud aku untuk kelangsungan masa depan kamu. Tetap semangat ya timur, aku selalu mendoakanmu, mendokan ibumu juga keluargamu. Semoga ibumu dan ibuku jadi besan. Duh maaf terlalu baper baca postingan dunia hijab tadi. Sudah dulu ya, sebentar lagi adzan ashar berkumandang. Kamu jaga kesehatan, jangan sering-sering ke warkop. Makannya di rumah aja, sembari baca buku tere liye. Iya novel Tentang Kamu yang ga pernah usai kamu baca. Peace, :P



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Yang Salah

Cerita Ephemera Istimewa

Review Dawai Cinta Tanpa Nada - Ansar Siri