Saat Kau dan Aku Pernah Menjadi Kita

Bunga Depan Rumah

Ketiadaanmu tak pernah kusesali. Aku bahkan mengerti semua ini hanya sebagian kecil rencana Ilahi. Jadi maaf atas semua kekhawatiran yang pernah kutujukan untukmu. Tentang kebimbangan yang juga bermuara pada namamu.

Aku paham, pada akhirnya pelangi yang pernah kau gantung di langit hidupku akan tersapu waktu. Jadi biarkan aku mencoba tanpamu. Berjalan teratur seperti dulu ya saat pertama kita samasama membangun harapan.  Bersama senyum dan pertengkaran kecil kita lewati jalan berkerikil. Hingga akhirnya kau diamdiam runtuhkan benteng yang telah kita sepakati.

Aku tak marah, bahkan aku tersenyum. Karena di saat kau terpuruk aku pernah menjadi bagian itu. Karena bagiku, bahagia bukan tentang menikmati hasil yang kau perjuangkan. Namun bagaimana berlayar bersama menghadapi badai sampai waktu membawa kita pada muara.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Yang Salah

Cerita Ephemera Istimewa

Review Dawai Cinta Tanpa Nada - Ansar Siri