Biarkan Doa Yang Bersuara

Sekarang Berganti Wali, Ayahku Sudah Tiada 😔

Bahkan untuk menyapamu saja aku tak berani. Aku siapa?  Perempuan yang gemar menerka-nerka. Seseorang yang hanya beralaskan doa saat rindu datang menyapa.

Sempat terbesit dalam benak apakah kamu ikut memperjuangkan namaku atau tidak. Apakah hanya kamu sebuah nama yang mendapat ruang terbaik di hati ini? Izinkan sekali lagi menyebut namamu dari bilik penantian.

Tuhan, yakinkan aku bahsa tinta takdirmu tak pernah salah. Jangan biarkan aku menelan kecewa saat rencanaku justeru berbelok pada ketetapan-Mu yang lebih ramah.

Teruntuk kamu lelaki yang tengah kuselami lewat lantunan doa. Lelaki yang semoga mendapat restu Ilahi untuk membawaku ke Cinta hakiki. Aku akan tabah menjadi rumah untukmu berpulang. :))


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Yang Salah

Cerita Ephemera Istimewa

Review Dawai Cinta Tanpa Nada - Ansar Siri