Rindu Di Ujung Temu (Ibu)
Sayup angin mengantarkanku pada sebongkah rindu
Yang telah usang sejak kehilangan temu
Andai jarak tak pernah merenggut pertemuan itu
Mungkin saat ini masih menyatu
Pada puisi kucoba merangkai kata
Menjadi kalimat utuh
Untuk mengungkap bahasa rindu
Yang telah terpatri sejak dua bulan lalu
Ibu, sukmaku memekik pilu
Merasakan getir hidup yang mulai sendu
Aku rindu bu, setengah hati ini menjerit memanggil namamu
tapi apa daya, waktu masih enggan memihak pada temu
Bu, sadarkah kau hari ini adalah harimu
Dimana seluruh ibu sedang di agungkan
Meski kau tak pernah tahu
Aku mencoba mengigatkan ini padamu
Kutahu, barisan aksara ini
Belum mampu membayar semua perjuanganmu
Dalam mendidik dan membesarkanku
Tapi setidaknya lewat sajak usang
Aku ingin mengatakan sesuatu “Selamat hari ibu”
Hari ini izinkan aku mengikis beban di wajahmu
Membuang genangan derita yang membalut di tubuhmu
Mengembalikan senyum yang pernah di renggut masa
Hingga akhirnya kita menuai tawa di atas bahagia
Yang telah usang sejak kehilangan temu
Andai jarak tak pernah merenggut pertemuan itu
Mungkin saat ini masih menyatu
Pada puisi kucoba merangkai kata
Menjadi kalimat utuh
Untuk mengungkap bahasa rindu
Yang telah terpatri sejak dua bulan lalu
Ibu, sukmaku memekik pilu
Merasakan getir hidup yang mulai sendu
Aku rindu bu, setengah hati ini menjerit memanggil namamu
tapi apa daya, waktu masih enggan memihak pada temu
Bu, sadarkah kau hari ini adalah harimu
Dimana seluruh ibu sedang di agungkan
Meski kau tak pernah tahu
Aku mencoba mengigatkan ini padamu
Kutahu, barisan aksara ini
Belum mampu membayar semua perjuanganmu
Dalam mendidik dan membesarkanku
Tapi setidaknya lewat sajak usang
Aku ingin mengatakan sesuatu “Selamat hari ibu”
Hari ini izinkan aku mengikis beban di wajahmu
Membuang genangan derita yang membalut di tubuhmu
Mengembalikan senyum yang pernah di renggut masa
Hingga akhirnya kita menuai tawa di atas bahagia
Komentar
Posting Komentar